REVOLUSI MENCUCI
Telah hadir inovasi terbaru pengganti detergen---SONIC BALL---
Pengalaman pakai mesin cuci dua pintu, ribetnya harus membilas. Rasanya capek juga. Tahu ada sonic ball yang ternyata mencuci tanpa harus membilas jadi sangat meringankan pekerjaan mencuci. Tunggu si mesin cuci menggilas pakaian, habis itu bisa langsung dikeringkan,,,Alhamdulillah praktis, menyenangkan, dan hemat segala-galanya.
KEUNGGULAN:
1. NO detergen yang nyata-nyata dibuat dari hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia seperti fosfat, silikat, bahan pewarna, dan bahan pewangi. Sonic ball no detergen dibuktikan dengan sertifikat MSDS yang memastikan tidak ada zat yang berbahaya. Selain itu ada sertifikat SGS tentang uji RoHS, dimana perusahaan independen penerbit SGS bertugas melakukan inspeksi, verifikasi dan testing menajamin SONIC BALL aman dan ramah lingkungan.
2. Kemampuan 1000x mencuci(3 tahun, asumsi mencucui 1x sehari)
3. Kapasitas pencucian 8kg pakaian
4. CERAMIC PELLETS: menggunakan high quality ceramic pellets yang tidak akan hancur pada mesin cuci dengan putaran yang kuenceng dan pemakaian yang sering. Fungsi:
a. Memecahkan molekul air dalam ukuran nanometer
b. Mengaktifkan 80 macam mineral alami(Na, Ca, Fe, dll)
c. Menghilangkan jamur, kuman, organisme patogen&bau tidak sedap
d. Menghasilakan sinar infra merah jauh dan ion negatif untuk memperkuat daya cuci
e. Dapat meningkatkan Ph air sesuai dengan Ph detergen sehingga tidak perlu menggunakan detergen lagi.
5. Menggunakan washing pellets yang membantu melembutkan kain
6. Cangkang terbuat dari HIGH QUALITY THERMOPLASTIC SEBS
7. HEMAT WAKTU (1XCUCI 1XBILAS),BIAYA, LISTRIK, AIR, RAMAH LINGKUNGAN, DE EL EL
HARGA ECERAN Rp200.000
BELI 6pcs diskon Rp20.000,-
yuuuk mari mencuci
Be clean and healthy
LEBIH YAKINNYA SILAKAN COBA SENDIRI,,,
PEMESANAN
AGUS (085283708445)
MILA (085796623789)
BISA JUGA INBOX VIA FB MILA SULASMAYA OR AGUS RIYANTO(AGUS R)
royanisa
life is beautiful...
Kamis, 21 Juni 2012
Sabtu, 24 Desember 2011
Analisis Kuadran SPSS
Untuk mengukur tingkat kepuasan dan kepentingan menggunakan diagram cartesius sangat mudah dilakukakan dengan SPSS. Analisis ini dikenal dengan analisis kuadran. Sudah luas dilakukan dalam skripsi-skripsi dan kemungkinan besar cara praktek di SPSS pun sudah pada tau. Hanya saja banyak yang lupa, itu masalah utamanya. Buktinya saya yang sudah pernah melakukan analisis tersebut kemarin merasa blank ketika ditanya cara run SPSS untuk membentuk kuadran kepuasan dan kepentingan. Akhirnya saya coba dan cari dalam sel-sel kelabu (kata hercule poirot),,,TING!!! The last but not least,,,yey akhirnya seperti berikut inilah caranya…(saya share saja biar suatu saat lupa mikirnya gak keterlaluan lama^^)…
1. Langkah awal buka SPSS kebetulan saya pake SPSS 16.0 (melalui start-all programs-spss 16.0)
2. Masuk ke jendela SPSS data editor
File-Open-Data…(ambil data yang akan diolah di excel atau tulis langsung di SPSS data editor, misal dalam hal ini data berupa kepentingan dan kepuasan yang sebelumnya telah dirata-ratakan)
Data yang sudah dibuka dari excel seperti ini:
3. Langkah pertama dalam run kuadran adalah klik menu Graphs seperti gambar di bawah. Kemudian sorot legacy dialogs, klik Scatter/Dot akan muncul jendela Scatter/Dot pilih Simple Scatter. Muncul jendela simple scatter masukkan kepuasan sebagai Y dan kepentingan sebagai X dan KLIK OK maka SPSS akan running menghasilkan output berupa pasangan titik kepuasan dan kepentingan dalam diagram cartesius (gambar output). Output ini belum selesai menjadi kuadran, kita harus membuat rata-rata untuk X dan Y. Masuk ke Chart Editor dengan cara klik dua kali pada gambar output. Jendela Chart Editor akan muncul bersama Propertiesnya. Agar tidak mengganggu properties dapat kita hilangkan. Klik Option pilih X axis reference lines. Jendela properties X scale akan muncul kita pilih Set To Mean kemudian Apply. Hal serupa juga kita lakukan untuk menentukan garis rata-rata sumbu Y. Pilih Y axis reference lines prosesnya sama dengan sumbu X. Proses belum berhenti, sekarang tahap finishing yaitu dengan memberikan setiap titik label sehingga memudahkan kita ketika menganalisis. Yaitu dengan cara klik Data Label Mode di pojok kiri dan kita klik-kan pada titik-titik koordinat. Maka akan muncul nomor-nomor per kasus yang kita teliti. Missal nomor 1 adalah untuk kasus kebersihan dan lain-lain. Gambar agar lebih menarik dapat dikreasikan dengan mengganti Type Marker dan warna yang tersedia dalam Marker Properties. Selamat menganalisis…semoga bermanfaat.
(gambar output)
(gambar output setelah diberi garis sumbu rata-rata)
(gambar pemberian label pada marker)
(gambar akhir)
Minggu, 14 November 2010
Jalan,hati,dan merapi
Hidup di jalanan.aku ingin melupakan.andai semua ini tidak terjadi mungkin,aku tidak akan pernah belajar.mungkin aku tidak akan pernah merasa sakit.tapi bukankah hidup itu harus dirasai.ya, dirasai semua.seperti halnya umptn,walau aku tidak berpikir memasuki univ negeri tapi itu adalah kesempatan merasakan sekali seumur hidup dengan teman2 satu angkatan dan merasakan begitu gairah menjadi calon mahasiswa dengan keidealisannya.mungkin aku baru belajar tentang hidup,jadi merasa kaget sedikit tidak mengapa,dinikmati saja.kalau hari ini untuk melupakan semua harus berada di jalanan aku akan melakukannya,dan kunikmati sebagai proses yang harus dijalani.merapi meletus dan begitupun diriku.rasanya bagus,plong,semua telah dimuntahkan layaknya lahar panas yang menghancurkan semua,kini tinggal memperbaikinya.aku akan memperbaikinya,dengan diriku saja tidak perlu yang lain,karena hatiku adalah milikku.semoga Alloh Swt memudahkan dan melancarkan segala sesuatunya,amin.tidak ada luka berat yang tidak berbekas,jangan pernah takut dengan bekas luka karena itu akan membuatmu semakin kuat dan cantik.percayalah...
Senin, 11 Oktober 2010
Manusia itu hanya berencana. Untuk hal ini , rasanya aku sudah banyak belajar. Aku tahu Alloh selalu mempunyai rencana yang indah dan tidak memberatkan untuk umatnya. Aku sayang semua yang telah kukenal. Mereka banyak memberi inspirasi dalam hidupku. Aku juga banyak belajar dari mereka. Aku banyak belajar tentang sifat-sifat manusia.Semua akan berlalu baik-baik saja. Aku sangat yakin, karena hidup hanya sekali dan peristiwa berlalu hanya sekali juga. Hari ini aku kecewa tapi besok aku akan tersenyum bahagia. Ini semua sangat aneh dan aku tidak pernah berfikir akan seperti ini.
Rasanya laut sangat indah di kepalaku. Rasanya aku ingin melihatnya. Disana ada kebebasan. Aku seperti burung dalam sangkar besi. Tapi, benarkah aku akan terus berfikir seperti ini? aku tidak akan pernah menikmati hidup...
Semangat...lahaulawalaquwwata illa billah...
Rasanya laut sangat indah di kepalaku. Rasanya aku ingin melihatnya. Disana ada kebebasan. Aku seperti burung dalam sangkar besi. Tapi, benarkah aku akan terus berfikir seperti ini? aku tidak akan pernah menikmati hidup...
Semangat...lahaulawalaquwwata illa billah...
Selasa, 31 Agustus 2010
ummu wa rabbah al bayt
Banyak peristiwa yang menjadi pelajaran berharga bagi hidup saya. Tapi dari semua pengalaman selama rentang waktu tujuh bulan ini, saya rasa ada satu yang paling menyentuh nilai kemanusiaan dan sisi keislaman saya. Kejadian yang membenturkan antara sisi kemanusiaan dan keislaman saya sebagai seorang muslimah.
Alloh SWT telah mendesign laki-laki dan perempuan begitu sempurna, termasuk hak dan kewajibannya. Seorang laki-laki dengan sifak kelaki-lakiannya telah diberikan hak dalam hal kekuasaan dan kepemimpinan. Begitu pula seorang perempuan dengan segala karakteristik keperempuannya telah pula diberi hak sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga (Ummu wa rabbah al-bayt). Maka, tidak bisa seorang laki-laki mengambil aktivitas seorang ibu begitu pun sebaliknya.
Apa itu aktivitas seorang perempuan yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang laki-laki? Syariah Islam telah mendatangkan seperangkat hukum yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran (wiladah), penyusuan (radha’ah), pengasuhan (hadhanah), ataupun berkaitan dengan masalah ‘iddah. Semua itu khusus untuk perempuan, tidak sedikitpun untuk laki-laki. Maka, hukum syara’ telah memberikan tanggung jawab penuh kepada perempuan untuk mengurus anak mulai dari hamil, kelahiran, penyusuan, dan pengasuhan. Jadi, aktivitas pokok seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga, dan hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Akan tetapi dengan adanya aktivitas pokok tersebut tidak menjadikan perempuan terbatas pada aktivitas tersebut. Perempuan boleh melakukan jual beli, kontrak kerja (ijarah), dan perwakilan (wakalah). Makna dari pengkhususan tersebut adalah bahwa Alloh SWT telah menciptakan perempuan agar laki-laki cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan agar laki-laki (suami) memperoleh keturunan darinya. Alloh SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 72, “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu.” Dalam surat yang lain Allah SWT berfirman, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (TQS ar-Ruum[30]: 21). Tapi sekali lagi aktivitas khusus tersebut tidak membatasi seorang perempuan untuk beraktivitas di kehidupan umum. Hanya saja perempuan tidak boleh menduduki jabatan pemerintahan, tidak boleh menjadi kepala Negara, pembantunya, gubernur, bupati, atau jabatan apa saja yang menyangkut pemerintahan (kekuasaan). Rasulullah SAW bersabda, “ Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yag menyerahkan urusan mereka kepada seorang perempuan.”
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas pokok dan hukumnya wajib bagi seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Aktivitas lainnya semisal bekerja adalah diperbolehkan artinya hukumnya adalah mubah.
Karena Allah SWT melengkapi manusia dengan akal. Dengan akal manusia diberi kebebasan untuk memilih apa yang menurutnya benar. Perempuan pun dalam hal ini diberi keleluasaan untuk memilih apa yang terbaik dalam hidupnya. Hanya saja karena kita adalah seorang muslim, dan seorang muslim itu segala perbuatannya harus selalu dilandaskan kepada al-Qur’an dan hadits, maka dalam hal memilih pun tidak boleh tidak harus berdasarkan keduanya. Kita sebagai seorang muslimah harus bisa membedakan aktivitas mana yang wajib, sunah, mubah, dan makruh berdasarkan syariah Islam. Atas pilihan-pilihan itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Sebagai seorang manusia dan perempuan di zaman kapitalisme ini, kita-perempuan- dihadapakan pada realitas dunia yang menuntut seorang perempuan harus bekerja. Kapitalisme dengan segala turunannya telah membuat kecenderungan manusia berubah ke arah materi. Seorang perempuan dengan pekerjaan dan penghasilan cukup apalagi ditambah dengan kekuasaan akan menambah nilai tambah di tengah masyarakat dibandingkan perempuan yang hanya berkutat di rumah hanya akan dipandang sebelah mata. Perempuan yang bekerja dianggap berjasa terhadap keluarganya. Perempuan dituntut untuk hidup mandiri dengan bekerja. Banyak sekali alasan yang semuanya secara manusiawi sangat masuk akal. Misal jika terjadi sesuatu dengan suami, perempuan yang mandiri akan tetap kuat bertahan menyokong ekonomi keluarganya.
Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan yang kita tentukan akan ada cost yang harus dibayar, begitulah hidup. Cost yang harus dibayar pun berbeda-beda harga dan tempat kembalinya. Orang bijak mengatakan pilihlah yang costnya paling minimal. Ingat jual beli di sisi Alloh SWT tidak sama dengan jual belinya manusia. Cost paling minimal akan menguntungkan di dunia tapi mungkin tidak menurut pandangan Alloh SWT begitupun sebaliknya.
Inilah yang terjadi, dan menuntut saya untuk kembali merenungi diri. Apakah saya adalah seorang pekerja yang kebetulan beragama Islam atau sebaliknya, saya adalah seorang muslim yang kebetulan bekerja? Fenomena perempuan bekerja pada zaman ini bukan sesuatu hal yang aneh. Dimana-mana perempuan bekerja dan sayangnya sudah tidak memperhatikan jenisnya lagi, apakah cocok dengan kodratnya sebagai perempuan atau tidak. Semua berlomba untuk mendapatkan pekerjaan. Dan dari sekian keumuman tersebut selalu ada anomaly, orang-orang yang melawan arus, yang dipandang sebelah mata, yang dikira tidak berpikir panjang. Banyak orang dengan susah payah bahkan harus membayar jutaan bahkan puluhan juta untuk diangkat menjadi pegawai ini malah ingin mengundurkan diri hanya karena alas an rumah tangga. Dipandang dengan kacamatan perasaan manusia dan ideology kapitalis, orang ini bodoh dan kurang berpikir panjang. Istilahnya hal yang sudah pasti di depan mata ia tinggalkan begitu saja, berarti cost yang ia ambil terlalu mahal untuk hidupnya. Dia akan kehilangan pendapatan yang lumayan untuk menyokong kelangsungan hidupnya juga gengsi di masyarakat sebagai wanita karir, hilang sudah. Tapi benarkah seperti itu?
Pertama saya juga sayang dengan keputusan itu. Saya terguncang juga dengan perasaan kemanusiaan dan ide kapitalis. Terlalu banyak orang yang berbicara, membuat saya tertegun. Saya berpikir, banyak hal bahkan terlalu banyak yang ia korbankan; pendidikannya, orang tua, masa depan anak, dan kemampuannya. Tapi ternyata semuanya berbicara tentang materi. Jika saya kembalikan semuanya kepada hukum islam, maka yang ia lakukan tidaklah begitu berarti. Menjadi seorang ibu dan mengurus rumah tangga adalah hal wajib baginya sementara bekerja adalah mubah. Hitung-hitungan di sisi Alloh SWT tidak sama dengan hitung-hitungannya manusia. Cost yang besar di sisi manusia insyaAlloh akan diganti pahala yang lebih besar di sisi Alloh SWT. Ingat suatu kewajiban sebagaimana halnya shalat, jika kita lakukan adalah pahala dan jika ditinggalkan adalah dosa.
Sampai disini saya kembali harus tanamkan dalam diri bahwa saya adalah MUSLIMAH yang kebetulan bekerja. Dengan begitu jika suatu saat saya dihadapkan pada pilihan kerja dan rumah tangga maka hal terbaiklah yang harus saya pilih. Apapun resikonya karena manusia hidup dalam ketidakpastian tapi yang penting kita sudah memilih yang menurut Alloh SWT paling baik.
Untuk saudaraku seiman; janji Alloh adalah benar…
Alloh SWT telah mendesign laki-laki dan perempuan begitu sempurna, termasuk hak dan kewajibannya. Seorang laki-laki dengan sifak kelaki-lakiannya telah diberikan hak dalam hal kekuasaan dan kepemimpinan. Begitu pula seorang perempuan dengan segala karakteristik keperempuannya telah pula diberi hak sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangga (Ummu wa rabbah al-bayt). Maka, tidak bisa seorang laki-laki mengambil aktivitas seorang ibu begitu pun sebaliknya.
Apa itu aktivitas seorang perempuan yang tidak mungkin dilakukan oleh seorang laki-laki? Syariah Islam telah mendatangkan seperangkat hukum yang berkaitan dengan kehamilan, kelahiran (wiladah), penyusuan (radha’ah), pengasuhan (hadhanah), ataupun berkaitan dengan masalah ‘iddah. Semua itu khusus untuk perempuan, tidak sedikitpun untuk laki-laki. Maka, hukum syara’ telah memberikan tanggung jawab penuh kepada perempuan untuk mengurus anak mulai dari hamil, kelahiran, penyusuan, dan pengasuhan. Jadi, aktivitas pokok seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga, dan hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Akan tetapi dengan adanya aktivitas pokok tersebut tidak menjadikan perempuan terbatas pada aktivitas tersebut. Perempuan boleh melakukan jual beli, kontrak kerja (ijarah), dan perwakilan (wakalah). Makna dari pengkhususan tersebut adalah bahwa Alloh SWT telah menciptakan perempuan agar laki-laki cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan agar laki-laki (suami) memperoleh keturunan darinya. Alloh SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat 72, “Alloh menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu.” Dalam surat yang lain Allah SWT berfirman, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya.” (TQS ar-Ruum[30]: 21). Tapi sekali lagi aktivitas khusus tersebut tidak membatasi seorang perempuan untuk beraktivitas di kehidupan umum. Hanya saja perempuan tidak boleh menduduki jabatan pemerintahan, tidak boleh menjadi kepala Negara, pembantunya, gubernur, bupati, atau jabatan apa saja yang menyangkut pemerintahan (kekuasaan). Rasulullah SAW bersabda, “ Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yag menyerahkan urusan mereka kepada seorang perempuan.”
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas pokok dan hukumnya wajib bagi seorang perempuan adalah menjadi seorang ibu dan pengatur rumah tangga. Aktivitas lainnya semisal bekerja adalah diperbolehkan artinya hukumnya adalah mubah.
Karena Allah SWT melengkapi manusia dengan akal. Dengan akal manusia diberi kebebasan untuk memilih apa yang menurutnya benar. Perempuan pun dalam hal ini diberi keleluasaan untuk memilih apa yang terbaik dalam hidupnya. Hanya saja karena kita adalah seorang muslim, dan seorang muslim itu segala perbuatannya harus selalu dilandaskan kepada al-Qur’an dan hadits, maka dalam hal memilih pun tidak boleh tidak harus berdasarkan keduanya. Kita sebagai seorang muslimah harus bisa membedakan aktivitas mana yang wajib, sunah, mubah, dan makruh berdasarkan syariah Islam. Atas pilihan-pilihan itu manusia akan dimintai pertanggungjawabannya.
Sebagai seorang manusia dan perempuan di zaman kapitalisme ini, kita-perempuan- dihadapakan pada realitas dunia yang menuntut seorang perempuan harus bekerja. Kapitalisme dengan segala turunannya telah membuat kecenderungan manusia berubah ke arah materi. Seorang perempuan dengan pekerjaan dan penghasilan cukup apalagi ditambah dengan kekuasaan akan menambah nilai tambah di tengah masyarakat dibandingkan perempuan yang hanya berkutat di rumah hanya akan dipandang sebelah mata. Perempuan yang bekerja dianggap berjasa terhadap keluarganya. Perempuan dituntut untuk hidup mandiri dengan bekerja. Banyak sekali alasan yang semuanya secara manusiawi sangat masuk akal. Misal jika terjadi sesuatu dengan suami, perempuan yang mandiri akan tetap kuat bertahan menyokong ekonomi keluarganya.
Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan yang kita tentukan akan ada cost yang harus dibayar, begitulah hidup. Cost yang harus dibayar pun berbeda-beda harga dan tempat kembalinya. Orang bijak mengatakan pilihlah yang costnya paling minimal. Ingat jual beli di sisi Alloh SWT tidak sama dengan jual belinya manusia. Cost paling minimal akan menguntungkan di dunia tapi mungkin tidak menurut pandangan Alloh SWT begitupun sebaliknya.
Inilah yang terjadi, dan menuntut saya untuk kembali merenungi diri. Apakah saya adalah seorang pekerja yang kebetulan beragama Islam atau sebaliknya, saya adalah seorang muslim yang kebetulan bekerja? Fenomena perempuan bekerja pada zaman ini bukan sesuatu hal yang aneh. Dimana-mana perempuan bekerja dan sayangnya sudah tidak memperhatikan jenisnya lagi, apakah cocok dengan kodratnya sebagai perempuan atau tidak. Semua berlomba untuk mendapatkan pekerjaan. Dan dari sekian keumuman tersebut selalu ada anomaly, orang-orang yang melawan arus, yang dipandang sebelah mata, yang dikira tidak berpikir panjang. Banyak orang dengan susah payah bahkan harus membayar jutaan bahkan puluhan juta untuk diangkat menjadi pegawai ini malah ingin mengundurkan diri hanya karena alas an rumah tangga. Dipandang dengan kacamatan perasaan manusia dan ideology kapitalis, orang ini bodoh dan kurang berpikir panjang. Istilahnya hal yang sudah pasti di depan mata ia tinggalkan begitu saja, berarti cost yang ia ambil terlalu mahal untuk hidupnya. Dia akan kehilangan pendapatan yang lumayan untuk menyokong kelangsungan hidupnya juga gengsi di masyarakat sebagai wanita karir, hilang sudah. Tapi benarkah seperti itu?
Pertama saya juga sayang dengan keputusan itu. Saya terguncang juga dengan perasaan kemanusiaan dan ide kapitalis. Terlalu banyak orang yang berbicara, membuat saya tertegun. Saya berpikir, banyak hal bahkan terlalu banyak yang ia korbankan; pendidikannya, orang tua, masa depan anak, dan kemampuannya. Tapi ternyata semuanya berbicara tentang materi. Jika saya kembalikan semuanya kepada hukum islam, maka yang ia lakukan tidaklah begitu berarti. Menjadi seorang ibu dan mengurus rumah tangga adalah hal wajib baginya sementara bekerja adalah mubah. Hitung-hitungan di sisi Alloh SWT tidak sama dengan hitung-hitungannya manusia. Cost yang besar di sisi manusia insyaAlloh akan diganti pahala yang lebih besar di sisi Alloh SWT. Ingat suatu kewajiban sebagaimana halnya shalat, jika kita lakukan adalah pahala dan jika ditinggalkan adalah dosa.
Sampai disini saya kembali harus tanamkan dalam diri bahwa saya adalah MUSLIMAH yang kebetulan bekerja. Dengan begitu jika suatu saat saya dihadapkan pada pilihan kerja dan rumah tangga maka hal terbaiklah yang harus saya pilih. Apapun resikonya karena manusia hidup dalam ketidakpastian tapi yang penting kita sudah memilih yang menurut Alloh SWT paling baik.
Untuk saudaraku seiman; janji Alloh adalah benar…
Kamis, 20 Mei 2010
Mari Minum Teh Saja...
Sudah seperti inilah kehidupan kita. Emansipasi. Atas nama itulah banyak pekerja perempuan. Tidak denganku. Dengan bekerja ada gengsi : betul, materi oke : betul, apalagi ya???yah, pokonya kalau soal dunia oke. Tapi itukah yang dicari? hoho orientasi manusia berbeda-beda, tidak bisa menjustifikasi,,,sebagai mahluk kita tidak berhak.
Imbasnya. Karena emansipasi, kita--perempuan, tidak boleh mengeluh ketika pergi atau pulang dari kantor berdesak-desakan dalam bus. Kanan kiri depan belakang terhimpit, laki-laki dan perempuan. Emansipasi juga jangan mengeluh jika naik bus tidak mendapatkan tempat duduk. Jangan sekali-kali minta tempat duduk dengan alasan karena kita perempuan, ingat emansipasi berbanding lurus dengan kesetaraan gender. Jangan mengeluhlah pokonya. Kerjakan semua.
Bekerja? tidak masalah. Aku bekerja karena memang zamannya telah berubah. Aku mau tidak bekerja, tapi keluargaku butuh asupan gizi. Butuh baju baru, sepatu baru, jajanan baru, makan, minum, pipis, bahkan menghirup udara pun butuh dana. Apa tidak gila zamanku ini? Yah, karena semuanya gila jadinya normal.
"Saya mengundurkan diri", seorang Ibu mengundurkan diri dari pekerjaan yang sangat menjanjikan. Gaji tinggi, gengsi tinggi, apa lagi coba. Hidup adalah pilihan. Disinilah teori itu terbukti. Pilihan. Pilihan ada di tangan kita. Apa pentingnya orang lain yang tidak tahu menahu tentang kita. Kita yang memutuskan kita pun yang akan mendapat risikonya, tidak rugikan orang lain? jadi sudahlah lupakan mereka. Ya, keputusan Ibu itu ganjil di mata kebanyakan orang. Bagiku itu adalah keputusan yang reaksioner, revolusioner, dan briliant.
Aku juga bingung. Mungkin aku juga tidak bisa berlama-lama. Bekerja terikat itu tidak nyaman. Coba cari yang lain yang lebih menantang. Lebih menghargai diri sendiri. Sementara itu, lebih baik menikmati hidup dengan secangkir teh panas. Meresapi hidup dalam kesatnya teh dan lupakan semua.
Imbasnya. Karena emansipasi, kita--perempuan, tidak boleh mengeluh ketika pergi atau pulang dari kantor berdesak-desakan dalam bus. Kanan kiri depan belakang terhimpit, laki-laki dan perempuan. Emansipasi juga jangan mengeluh jika naik bus tidak mendapatkan tempat duduk. Jangan sekali-kali minta tempat duduk dengan alasan karena kita perempuan, ingat emansipasi berbanding lurus dengan kesetaraan gender. Jangan mengeluhlah pokonya. Kerjakan semua.
Bekerja? tidak masalah. Aku bekerja karena memang zamannya telah berubah. Aku mau tidak bekerja, tapi keluargaku butuh asupan gizi. Butuh baju baru, sepatu baru, jajanan baru, makan, minum, pipis, bahkan menghirup udara pun butuh dana. Apa tidak gila zamanku ini? Yah, karena semuanya gila jadinya normal.
"Saya mengundurkan diri", seorang Ibu mengundurkan diri dari pekerjaan yang sangat menjanjikan. Gaji tinggi, gengsi tinggi, apa lagi coba. Hidup adalah pilihan. Disinilah teori itu terbukti. Pilihan. Pilihan ada di tangan kita. Apa pentingnya orang lain yang tidak tahu menahu tentang kita. Kita yang memutuskan kita pun yang akan mendapat risikonya, tidak rugikan orang lain? jadi sudahlah lupakan mereka. Ya, keputusan Ibu itu ganjil di mata kebanyakan orang. Bagiku itu adalah keputusan yang reaksioner, revolusioner, dan briliant.
Aku juga bingung. Mungkin aku juga tidak bisa berlama-lama. Bekerja terikat itu tidak nyaman. Coba cari yang lain yang lebih menantang. Lebih menghargai diri sendiri. Sementara itu, lebih baik menikmati hidup dengan secangkir teh panas. Meresapi hidup dalam kesatnya teh dan lupakan semua.
Langganan:
Postingan (Atom)