Jumat, 16 Oktober 2009

sebuah kado

Gaswatt, gaswat!!! besok pelajaran PPKn (Pendidikan...kewarganegaraan mmm...ko lupa?). Aku selalu begitu: SKS (sistem kebut semalam) untuk mata pelajaran ini. dan selama ini oke-oke saja, kupikir otakku memang encer, besoknya aku bisa menjadi siswa yang paling hafal atau mungkin teman-temanku lebih malas dari aku untuk pelajaran yang satu ini?

Kali ini yang menjadi PR hafalan adalah pancasila. Ah, cuma lima ini, pikirku. Aku pun mulai duduk di kursi belajar dari plastik berwarna putih. Sebenarnya itu bukan kursi belajar, itu adalah kursi meja makan. Boro-boro deh spesial punya meja belajar plus kursinya yang bisa diputar-putar atau di tarik maju mundur kadang untuk uang jajan pun aku berusaha mengirit. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa belajar untuk berhemat, bukan karena aku ingin banyak uang tapi disebabkan kondisi orang tuaku. Pada waktu itu Bapakku masih belum memiliki pekerjaan yang menjanjikan upah cukup dan ibuku seorang ibu rumah tangga yang sering nyambi menjadi petani. Aku tidak berani untuk meminta uang jajan lebih, bagiku Rp100,00 harus cukup. Dan alhamdulillah malah bisa lebih uang seratus itu. Temanku banyak hampir seluruh kampung tapi yang terdekat teman-teman sekelas dan dua orang diantaranya adalah Yeni dan Nina. Kepada mereka aku selalu membanggakan kecilnya rupiah yang kubuang hari itu. Saking hemat atau pelit semua pengeluaran kucatat detail, bukunya pun kupilih yang baik, bukan bagus. Kalau di sekolah lagi ingin jajan aku sekuat tenaga menahannya kalau tak tahan kupulang saja ke rumah: ambil makanan, yang penting kenyang. Jika diingat kenangan itu sangat indah. Aku kangen kadang-kadang.

Di meja belajar aku mulai menghafal kelima butir pancasila, cetek sekali menghafalnya, hitungan menit aku sudah hafal di luar kepala. setelah itu, ya, tidur pulas dan berharap cepat berada di kelas PPKn untuk membanggakan diri atas hafalanku.

Di Australia dah jam empat, euy...! "Astagfirullah...", aku pun terbangun, kulihat jam di dinding kamar: jam empat lewat lima. Menguap terus ngelamun: ko bisa Australia? aah yang penting aku sudah bangun. Tapi kenapa Australia sampai sekarang aku tidak tahu. Sebelum tidur aku selalu berdo'a dan dalam do'aku kuucapkan permohonan agar aku dibangunkan jam empat dan entah kenapa Australia, wallahualam...Karena di Australia sudah jam empat makanya aku bangun, aku tidak tahu.

Subuh, setelah berdo'a aku bersujud kembali. Masih tetap sujud. Masih. Aduh! Ya Allah, Ya Allah...aku mengerang kesakitan: kakiku tak dapat digerakkan efek dari kelamaan sujud alias tertidur. Rasanya nikmat tertidur setelah subuh sambil sujud. Tidak rugi juga karena aku akan terbangun karena kesemutan kalau tidak bisa kebablasan. Tiap kali aku bangun tidur pun biasanya bersujud dulu di atas bantal untuk mengumpulkan kesadaranku. Semua orang rumah pada heran akan hobiku sujud terus tidur, anehnya karena tidurku bisa lumayan lama untuk orang tidur sambil sujud: kan kesemutan. Setelah membereskan mukena, aku langsung bersiap dengan seragam merah putih. Setelah rapi aku memegang buku PPKn, "aiahhh, ini dia Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, ko bisa lupa si? tapi apa pentingnya pula? hehehe...", aku terkekeh kecil. Memantapkan hafalan semalam sambil sarapan. Sarapannya kalau tidak salah serabi dan gorengannya, hmmm mantappp rasanya.

Sepuluh. Nilai PPKn ku, hehe, aku terkekeh sendiri. Lirikan ke kertas sebelah membuatku tertawa. "Lima!? ko bisa Cun?", sambil menahan tawa ceritanya. Si Cucun melirikku kejam. Emang si Cucun lebih parahnya malasnya daripada aku. Sudahlah tinggalkan PPKn.

Tapi bingung juga si dengan namanya PPKn. Kalau tidak salah dulu namanya PMP (Pendidikan Moral Pancasila) terus diganti menjadi PPKn, sekarang apa ya? yang membingungkan ni PPKn ternyata tidak berhenti sampai SD, karena berikutnya aku masuk SMP pelajaran ini masih mentereng, SMA juga ada malah sampai Perguruan Tinggi dan Prajabatan menjadi pegawai. Yang dipelajari itu-itu juga tapi aneh dan membingungkan pengamalannya tidak terasa. Mana pernah dalam melakukan sesuatu aku mengingat dulu pancasila yang pasti kuingat adalah yang kulakukan ini halal atau haram, tidak lebih. Jadi tidak salah dong pas pelajaran ini hampir semua siswa ngantuk berat, habisnya ni pelajaran gak ada selesainya dari kelas satu SD sampai mau jadi pegawai, itung berapa taun.

1 komentar:

  1. SALAM UKHWAH mila..
    em,terima kasih atas komen kamu...
    ana ada baca blog kamu, tp masih ada ascent@loghat indonesia yg ana tak fhm...nanti kamu boleh ajr ya...em,semoga berjaya disana...
    ukhwah fillah wa arju hayatuki fi mardhatillah..
    kamu ambil course apa disana?apa mungkin kita boleh berkongsi ilmu n pndpt akan dtg..hoping so..

    BalasHapus